Biografi Pendiri Pesantren As-Syafi'iyah "KH. Mufid Syafi'i"

Biografi Pendiri Pesantren As-Syafi'iyah "KH. Mufid Syafi'i". KH. Mufid Syafi’i adalah pendiri Yayasan Pondok Pesantren As-Syafi’iyah ia lahir dari keluarga sederhana yang berprofesi sebagai modin dan penjahit yang juga bisa nyuwuk untuk menyembuhkan orang yang sakit yang bernama kyai Syafi’i dan ibu Muayyadah. Dari garis ibu berasal dari desa Ketegan, Tanggulangin, Sidoarjo termasuk keluarga tokoh ahli agama dan merupakan pusatnya orang-orang untuk belajar agama. Kelahiran KH.Mufid pada tanggal 30 Desember 1937.


KH Mufid Syafi’i memang mempunyai niat untuk belajar ke Lirboyo sejak kecil namun kendala biaya maka niatan itu beralih ke Pondok Islamiyah Tanggulangin, Sidoarjo. Karena di sana satu satunya sekolahan yang ada di kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo.

KH Mufid Syafi’i bersekolah di Islamiyah, Tanggulangin, Sidoarjo sambil mengabdi kepada KH Ahmad. Ia kecil sangat taat dan tawadhu’ pada gurunya. Sehingga apabila dipanggil untuk mijiti atau disuruh melakukan pekerjaan apa saja mau.
Setelah tamat dari sekolah Islamiyah Tanggulangin. Ia dikirim oleh gurunya ke Kraksaan Probolinggo. Di sana ia diberi amanat untuk mengamalkan ilmuya. Di sana juga ia mendirikan sekolah atau pengajianpengajian. Setelah sukses menjalankan amanat dari gurunya ia dipindahtugaskan ke Desa Banjarpanji, Tanggulangin, Sidoarjo. Gurunya memberi teman dalam berjuang di sana sekaligus membimbing adik kelasnya yaitu Syarofah.

Di desa Banjarpanji beliau dititipkan pada H Ridwan yang merupakan orang kaya disana. Di sana KH Mufid juga mendirikan sekolahan dari TK dan MI bahkan muridnya sampai ketetangga desa sebelahnya. Beliau juga selalu mencari informasi atau ilmu dari berbagai sumber untuk melengkapi literatur pengajarannya, bahkan sejak masih jejaka beliau sudah berlangganan koran ataupun majalah.
pondok pesantren assyafiiyah sidoarjo Setelah lima tahun berjalan, dirasa cukup dan berhasil atas perjuangannya, KH Mufid dijodohkan oleh gurunya kepada teman perjuangannya yaitu Syarofah, dalam pernikahan ia sudah ditanggung semua kelengkapan dan biaya hiudpnya oleh masyarakat Banjarpanji karena perjuangannya yang begitu ikhlas dan berhasil. Akan tetapi dalam membina keluarga ini ia harus kembali lagi kekeluarga karena dirumahnya juga banyak masyarakat yang belajar agama dan juga harus menemani orangtua didesa Wates, Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo.

Setelah menikah KH mufid dan ibu Syarofah tinggal bersama orangtuanya membantu mendidik masyarakat Wates, Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo. Akan tetapi KH Mufid belum puas hanya tinggal dirumah sehingga belajar lagi ke Kajeksan, Tulangan, Sidoarjo pondok KH Masduki, dalam mencari ilmu ini beliau selalu pulang pergi dengan menggunakan sepeda ontel, padahal jarak desa Wates dengan Kajeksan krang lebih 10 Km dan sudah berlainan kecamatan.

KH Mufid berguru bersama KH Masduki mulai terjun ke organisasi Nahdlatul Ulama, disamping mulai banyak mengisi acara pengajian baik rutinan ataupun undangan. Bahkan seringkali pengajian gurunya beliau yang mewakilinya, sebenarnya daerah yang menjadi sasaran dakwah ia itu daerah yang terpencil, minus agam dan jahiliyah. Akan tetapi berkat keikhlasan dan kesabarannya saat ini daerah yang pernah menjadi dakwahnya, telah berubah menjadi religi hampir semuanya

0 Komentar